Sabtu, 08 Januari 2011

Menikmati Seks Itu seperti Makan

Apa bedanya antara menikmati makanan dan seks? Menikmati makanan bisa sendiri, kalau seks sendirian kurang nikmat. Persamaannya? Masing-masing perlu tiga tahap agar sempurna, yaitu appetizer, main course, dan dessert saat makan, atau foreplay, intercourse, dan afterplay saat berhubungan seks.

Entah mengapa, umumnya orang makan tidak merencanakan set menu lengkap. Lebih dulu ada camilan asin-gurih-asam yang bisa menggugah selera, lalu menyantap makanan utama lengkap gizi, dan mengakhiri dengan makanan penutup manis. Mungkin kebiasaan makan to the point, langsung ke menu utama, itu juga menggambarkan bagaimana kebanyakan orang berhubungan seks: langsung ke hubungan kelamin! Dan, setelah itu tidur pulas.

"Layaknya hidangan full set menu yang terdiri dari tiga tahap, seks yang memuaskan dapat tercapai bila mencakup tiga tahap, yaitu foreplay, intercourse, dan afterplay,” ujar Prof DR Dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, Guru Besar dan Ketua Pusat Studi Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali.

Mulai dengan foreplay

Foreplay ini ibarat appetizer atau makanan pembuka alias umpan tekak saat makan yang sangat penting untuk membangkitkan selera. “Rasa memang utama, tetapi penampilan harus!” ujar Rudy Choirudin, pakar memasak, tentang penyajian appetizer.

Membersihkan tubuh hingga wangi, lalu tampil dengan pakaian yang memberi kesan seksi, itu penting untuk dilakukan. “Jangan lupa melontarkan pujian dan mengungkapkan kata-kata mesra kepada pasangan,” kata Dra Zoya D Jusung, MPsi.

Menurut dosen Fakultas Psikologi UI yang mendalami seksologi ini, bila komunikasi yang intim dibandingkan dengan keterampilan berhubungan seks hingga jungkir balik, ternyata komunikasi intim justru lebih penting secara emosional.

Tentu setelah itu harus dilakukan sentuhan fisik, berupa belaian, ciuman, pelukan, dan sebagainya, yang meningkatkan rangsangan bagi diri sendiri ataupun pasangan. Menurut Prof Wimpie, “Tanpa foreplay, ereksi penis bisa tidak optimal, sedangkan pada wanita lubrikasi tidak terjadi.”

Tanpa lubrikasi (vagina basah), hubungan seksual berlangsung menyakitkan, seperti layaknya orang diperkosa. Sementara jika penis tidak ereksi optimal, sudah pasti wanita akan sangat kecewa.

Saatnya menikmati intercourse

Untuk dapat menikmati hubungan kelamin yang memuaskan, diperlukan ereksi penis yang sempurna. “Kegagalan orgasme pada wanita, antara lain, karena kurangnya kekerasan penis pria. Penyebab kurangnya kekerasan penis itu antara lain penyakit yang menyangkut pembuluh darah, misalnya diabetes melitus,” ujar Prof Wimpie.

“Kalau untuk menu utama, selain sayuran dan daging, harus ada karbohidratnya biar bisa ‘nendang’,” kata Rudy.

Untuk mengetahui apakah ereksinya betul-betul mampu nendang, pria dapat melakukan uji penis sendiri dengan menggunakan skor yang dibuat oleh Pfizer berikut ini.

Apakah penis membesar tetapi tidak keras, seperti tape? Ataukah penis ereksi keras tetapi tidak cukup keras untuk melakukan penetrasi, seperti pisang rebus dikupas? Mungkin cukup keras untuk melakukan penetrasi tetapi tidak seluruhnya keras, seperti sosis? Harapannya penis seperti timun, keras seluruhnya dan tegang sepenuhnya.

Berbagai macam posisi hubungan seks dapat dicoba selama Anda dan pasangan sama-sama merasa nyaman dan dapat menikmati. Pria tak harus di atas. Pria dan wanita bisa bergantian di atas, di bawah, di depan, di belakang, dan sebagainya.

Akhiri dengan afterplay

Jika ejakulasi telah terjadi, orgasme sama-sama dapat dicapai, jangan buru-buru membalikkan tubuh dan mengorok. Saran Dra Zoya, gunakan saat itu untuk berbincang dengan pasangan, misalnya, mengungkapkan bagian mana yang tadi sangat menyenangkan, saat kapan Anda senang melihat pasangan, dan sebagainya.

Hal ini penting karena kepuasan seksual bukan sekadar orgasme. “Dalam psikologi, kalau semata urusannya dengan genital itu pleasure, kalau satisfaction itu adalah kepuasan emosional,” kata Dra Zoya.

Kalau kata Rudy, “Untuk penutup harus ada rasa yang manis-manis, biar lidah terpuaskan dan tak terlupakan.”

bowol.blogspot.com Fans

bowol on Facebook