Jumat, 25 Juni 2010

Merokok Juga Bikin Gigi Copot & Mulut Sobek

Kamis, 29 Januari 2010 menjadi hari yang tidak terlupakan bagi Andi Susanto (31). Adalah insiden rokok meledak yang akan membuatnya terus ingat akan hari itu. Saat dimana dia akan memacu motornya namun tiba-tiba ada ledakan dari benda yang berada tepat di mulutnya.

Ya, peristiwa Kamis malam itu akan menjadi sejarah dalam hidup Andi. Cerita bermula saat bujang berusia 31 tahun itu akan meluncur menuju tempat kerjanya di PT Hitachi sekira pukul 18.30 WIB. Namun, belum sampai ke tempat tujuan hujan memaksa Andi berteduh di pinggir Jalan Raya Teuku Umar, menjelang pertigaan dengan akses gerbang Tol Cibitung, Kabupaten Bekasi.

Sambil menunggu hujan reda, warga Jalan Mawar VII Blok D9, Nomor 18 itu pun menghabiskan dua batang rokok Clas Mild yang dibelinya disebuah kios dekat rumahnya. Kemudian batang rokok ketiga pun dinyalakan ketika hujan sudah mulai reda. Andi pun memutuskan melanjutkan perjalanan. Rokok ketiga yang
baru saja disulutnya tetap dibawa di jemari tangan.

Saat berada di sekitar lampu lalu lintas pertigaan akses ke jalan tol, Andi pun berhenti karena lampu merah menyala. Begitu lampu hijau menyala, Andi pun memindahkan rokok ke mulut, karena tangan kirinya harus mengendalikan kopling motor. Saat itulah rokok yang dihisapnya meledak.

Awalnya Andi tidak percaya ledakan berasal dari rokok yang dihisapnya. Dia pun lantas memeriksa tangki motornya. Namun hasilnya nihil. Pada saat bersamaan, darah pun bercucuran dari mulutnya, membasahi motor Minerva kesayangan.

“Saya lalu meminggirkan motor, menguncinya, dan pergi ke RS,” ujar Andi saat ditemui okezone di RS Adam Thalib di Jalan Raya Teuku Umar, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Setelah mendapatkan perawatan medis, diketahui lima gigi Andi rontok dan mulutnya harus mendapatkan 51 jahitan. Beberapa hari kemudian, jumlah gigi yang rontok bertambah menjadi tujuh.

Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyatakan kejadian merokok merupakan peristiwa yang tidak lazim, sehingga besar kemungkinan ada unsur sabotase. Namun dia menyatakan kasus ini bukan yang pertama. Dua tahun lalu, di Bekasi juga terjadi kasus serupa, hanya saja rokok yang meledak adalah jenis kretek.

Kasus rokok beracun juga pernah terjadi di Aceh. Namun saat itu motifnya jelas, karena tengah terjadi konflik vertikal dan horisontal. Tulus menegaskan, apa pun hasil penyelidikan kasus rokok meledak, pihak produsen Clas Mild wajib bertanggungjawab. Yaitu dalam hal penggantian ongkos berobat dan pemulihan psikologis korban. YLKI pun meminta agar polisi bertindak pro aktif dalam mengungkap kasus ini.

sumber: okezone.com

1 komentar:

  1. wah untung ane udah lama berhenti meroko gan... selamat... selamat... selamat...

    jalan-jalan ke blog saya juga ya gan... http://www.borneo.web.id

    BalasHapus

bowol.blogspot.com Fans

bowol on Facebook